JUMLAH PENGUNJUNG

Kamis, 19 Januari 2012

Ma-alabio..Lelucuan Urang Banjar ( ALABIO )

1311092283643567360
Disebuah seminar resmi diaula kantor saya, kepala kantor memberikan sambutan, ditengah-tengah sambutan yang buat saya sangat serius kepala kantor berkata
ditengah-tengah pertemuan sejawat saya sesama kepala kantor di provinsi, teman-teman saya selalu mengatakan bahwa tarap hidup didaerah kita ini tinggi-tinggi sekali, maka oleh karena itu kita harus membuktikannya dengan bekerja semakin giat
Sejenak kepala kantor saya berhenti bicara, dengan mimik serius memandangi kepada para hadirin lalu kemudian tersenyum, tiba-tiba teman-teman saya dibelakang langsung tertawa terbahak-bahak, dan kepala kantor saya pun ikut tertawa, suasana pun jadi ramai sekali. Dan sayapun jadi malu sendiri karena terlalu serius.
Ini adalah pengalaman saya yang kesekian kalinya, saya tidak sensitive dan tidak terlalu lekas paham, louding saya lambat. Kepala kantor saya rupanya sedang ma-alabio, ma-alabio adalah sebuah permainan kata dan arti kata khas urang banjar yang sering sekali membuat kita tertawa. Coba saya jelaskan, kata tarap dari kalimat diatas bukan diartikan dalam sebenarnya, karena arti lain dari tarap dalam bahasa banjar adalah sebuah pohon hutan yang biasanya besar dan tinggi, daerah tempat saya bekerja topografinya bergunung-gunung dan lebih tinggi dari daerah lain, tentu saja phon tarap-nya yang masih hidup lebih tinggi daripada didaerah lain bukan?..pohon tarap yang masih hidup bukan yang sudah mati.
Kenapa disebut dengan istilah ma-alabio?…karena biasanya lelucuan ini terkenal dilakukan oleh orang-orang dari daerah Alabio, daerah juga terkenal dengan itiknya yang disebut itik Alabio. Terletak di kabupaten Hulu Sungai Utara (kabupaten ini lebih terkenal dengan nama Amuntai). Maka mafhumlah orang-orang dengan jenis lelucuan ini dengan nama ma-alabio.
Pada saat perayaan Tujuh belasan hari kemerdekaan Negara kita, suatu acara ditelevisi mewacanakan agar kita selalu bersatu padu membangun bangsa, teman saya disamping dengan serius menjawab bahwa orang-orang alabio tidak pernah mau bila disuruh bersatu padu. Saya langsung saja menyambar dengan bertanya kenapa sampai begitu, teman saya dengan enteng menjawab bahwa kata orang alabio jika mereka bersatu padu akan sulit mamasak, sejenak saya berpikir, haaaa saya dapat, teman saya itu benar juga, padu dalam bahasa banjar bisa juga artinya adalah dapur, hayuuu siapa yang mau bersatu dapur?…hahah
Seorang teman saya, yang katanya dia sering berceramah, selalu mengatakan kepada orang-orang yang ingin memberinya makan setelah berceramah bahwa dia tidak suka makan ayam goreng apalagi ayam hidup, ini membuat tertawa semua orang dalam ceramahnya, goreng dalam artinya adalah tidur, dan setiap orang tidak makan ayam yang sedang tidur apalagi ayam yang masih hidup.
Bahasa banjar merupakan bahasa pergaulan utama di kalimantan selatan, Kalimantan tengah dan Kalimantan timur. Beberapa kabupaten di sumatera daerah daerah dimalaysia juga masih menggunakan bahasa banjar dalam keseharian mereka. bahasa banjar adalah salah satu bahasa paling mudah untuk dipelajari, karena sangat mirip dengan bahasa melayu dan tentu saja bahasa Indonesia. Semua orang dayak didaerah kalsel, kalteng, atau kaltim biasanya mengerti dan bisa bahasa banjar, tapi kami urang banjar tidak selalu bisa bahasa dayak.
Kenapa lelucuan permainan kata dalam masyarakat banjar sangat banyak dan terus berkembang sampai sekarang?..hipotesa saya adalah karena adanya ragam bahasa banjar itu sendiri yang terdiri dari bahasa banjar baru yang terkena pengaruh bahasa melayu dan bahasa banjar kuno yang merupakan bahasa asli urang banjar yang sangat mirip dengan bahasa dayak, ingat lo dayak itu terdiri dari banyak suku yang berbeda-beda bahasanya. Seperti contoh diatas, kebanyakan orang banjar menyebut dapur adalah juga dapur, tapi orang banjar tahu bahwa kata padu juga artinya adalah dapur dan masih digunakan dibebeapa daerah.
Ketika saya lagi membonceng teman saya dalam perjalan bersepeda motor, dia memperhatikan seorang wanita cantik yang sedang dibonceng seorang lelaki didepan kami, teman saya berkata:
“ Malihat pacar urang, titik banyu liur
Malihat pacar saurang, titik banyu mata’
Saya jadi tertawa, teman saya rupanya sedang membandingkan wanita cantik didepan itu dengan pacarnya sendiri.
Hahaha mungkin anda bisa mengerti kan bahasa banjar diatas?..kurang lebih begini artinya
“melihat pacar orang, titik air liur
Malihat pacar sendiri , titik air mata”
13110925621564387842
google.com
Sebuah iklan radio tentang sebuah sepeda motor dengan bahasa banjar, yang dibawakan dengan kocak oleh seorang wanita, karena ingin ikut membonceng sepeda motor yang diiklankan dengan nakalnya berkata:
‘pian kaka ae yang manunggang, ulun yang marasaakan nyamannya”
Apabila mendengar iklan ini saya tidak bisa menahan diri untuk tertawa..hahaha….
Artinya kurang lebih begini
“kamu wahai kakak yang menunggang (sepeda motor), saya yang merasakan nikmatnya”
Ketika terjadi perdebatan tentang masalah presiden mana yang lebih baik antara presiden ini dan presiden itu, tidak ada kesepakan diantara kami mana yang lebih baik, perdebatan menjadi tidak asyik, seorang teman saya yang baru datang, kami tanyai bahwa dia akan memilih presiden ini atau presiden itu, mana yang lebih baik?..dia berpikir sejenak dan menjawab
tergantung”,
tergantung apa”? Kata kami penasaran
Tergantung biji masing-masing’ jawabnya
Hahaha kami pun akhirnya tertawa terbahak-bahak, iya tergantung biji masing-masing, anda mungkin tahu apa maksudny, biji laki-laki yang tergantung dibawah itu.
Saya tidak bermaksud jorok, tapi memang lelucuan orang banjar penuh dengan hal-hal tersebut, tapi hampir tidak pernah ditemukan kata-kata vulgar, biasanya dengan kata-kata dan kalimat kiasan yang perlu pemahaman lebih. Jika anda pernah membaca surat kabar Banjarmasin Post, dihalaman utamanya akan ada cerita si Palui. Palui adalah ikon lucu dari tanah banjar, seperti kabayan dari tanah sunda. Nah dalam cerita palui ini sering bercerita tentang hal-hal lucu keseharian didaerah banjar.
Ada juga tradisi bercerita atau bakisah dalam budaya banjar yang masih hidup meski jarang ditemui, acara bakisah biasanya penuh dengan cerita-cerita ma-alabio dan cerita lucu lainnya, biasanya acara ini berduarai dua sampai tiga jam, saya hanya biasanya hanya mampu menonton selama lima belas menit sampai setengah jam, saya akan langsun pulang karena sakit perut, sakit perut karena tidak bisa berhenti tetawa, hahahaha
Lelucuan di berbagai daerah di negara kita ini adalah salah satu khazanah sastra lokal yang mempunyai ciri khas masing-masing, meski terkadang ada juga sih yang mirip-mirip. namun, pesan saya sebaiknya anda berhati-hati berbicara denga urang banjar, karena bisa jadi anda akan ter-alabio..hahaha
jika anda bisa bahasa banjar atau ingin tahu lelucuan kontemporer dari bahasa banjar, anda bisa datang ke grup dibawah ini, anggota 170 ribu orang lebih
Grup facebook Bahasa banjar
Akhirnya, karena sudah terlalu lama bertamu dirumah teman saya, saya pamit pulang, saat itu langit sedang mendung, setelah menghidupkan sepeda motor, saya ingin menarik gas perlahan, ,
“jika hujan ditengah jalan, kepinggir saja” tiba-tiba teman saya berpesan sambil tersenyum-senyum. Istri teman saya langsung saja memukul lengan teman saya sambil tertawa-tawa.
“Oke” kata saya dengan seriusnya.
Ditengah jalan saya berpikir, kenapa aneh sekali istri teman saya memukul lengan suaminya sendiri, sambil tertawa-tawa lagi. Ahhh bodohnya saya, saya di alabio-in. jika hujan ditengah jalan, apakah dipinggir jalan juga hujan?…ahhhhhhhhhhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar