JUMLAH PENGUNJUNG

Kamis, 19 Januari 2012

Kue Talepok Alabio Pecahkan Rekor MURI

Wadai talepok, kue khas Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang dibuat sepanjang 10 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1 meter, berhasil dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI). Kue talepok terbesar yang terbuat dari biji teratai yang tumbuh di lahan rawa lebak itu ditampilkan pada Pekan Pertanian Rawa Nasional (PPRN) I yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian RI, di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra) Banjarbaru, Selasa (12/7).
Ketua Panitia Lokal PPRN I Dr. Ir. Muchlis MS menuturkan, talepok atau teratai di Kalimantan Selatan dijadikan kue atau pangan lokal. Sebenarnya potensi talepok ini tidak hanya ada di Kalsel, tapi juga ada di Palembang dan Riau. "Namun di tempat mereka, talepoknya tidak dipakai atau digunakan seperti di Kalsel ini," ujarnya.
Ir. Rita Kharina, Dr. Yuspihana Fitrial dan Ir. Khosnul Khatimah Spi, dosen peneliti dari Universitas Lambung Mangkurat menambahkan, pihaknya yang mengusulkan kue talepok ini masuk MURI. Pasalnya, talepok atau teratai ini bijinya punya kandungan gizi yang tinggi, seperti beras. "Di wilayah Kalsel yang 60 persen lahannya rawa banyak ditumbuhi talepok, seperti di HSU, khususnya kawasan Danau Panggang atau Alabio itu," jelasnya.
Menurut Rita, kue talepok terbesar ini dibuat sejak Sabtu (9/7) sore lalu, di Desa Sungai Sandung, Alabio Kabupaten HSU oleh seorang perajin setempat dibantu lima anggota keluarganya. "Bahannya 120 belik atau 1.440 kilogram biji teratai, ditambah gula 12 karung atau 600 kilogram, kemudian dimasak di atas wajan besar," ujarnya kepada wartawan.
Sementara itu, Hasruni (45), si pembuat kue tale­pok pemecah rekor MURI, saat dijumpai wartawan menuturkan, kue talepok merupakan makanan khas warga Hulu Sungai Utara, khususnya Alabio. "Biji talepok bisa dimasak seperti nasi. Kalau dicampur pakai santan kelapa rasanya bisa lebih enak lagi," katanya.
Untuk pembuatan kue talepok terbesar ini, menurut warga Desa Sungai Sandung itu, dia memerlukan waktu selama 2,5 hari. "Bahan-bahan biji teratai tersebut sebelumnya harus digiling lebih dahulu seperti beras yang dibuat dalam mesin pemecah. Selanjutnya dibuat di dalam wajan besar untuk dimasak hingga mengembang, barulah dimasukkan gula putih untuk dimasak dan siap disajikan," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar