JUMLAH PENGUNJUNG

Rabu, 25 Januari 2012

BALAMUT,antara Fenomena Mulan Jameela dan Goyang Dewi Persik

Mungkin anda merasa aneh dengan judul diatas,apa maksudnya…….Saya sendiri pun juga bingung memilih judul yang pas buat tulisan ini,,harapannya sih biar orang tertarik buat baca ini tulisan aja

BALAMUT,mungkin kata ini terdengar asing di telinga anda.Memang asing, bahkan didaerahnya sendiri pun yaitu Kalimantan Selatan saya bisa pastikan hanya sedikit orang yang tau tentang ini. Saya sendiri pun tidak begitu memahami banyak tentang “balamut’ baik sejarah ataupun perkembangannya sampai sekarang. Ketertarikan saya bermula sewaktu saya menghadiri pesta perkawinan salah seorang teman di daerah Ambahai kecamatan Danau panggang Amuntai pada akhir tahun 2007 kemarin.
Pada malam sebelum perkawinan,kami dan warga desa disuguhi pertunjukan menarik oleh sang tuan rumah,saya kira bakal ada pertunjukan dangdut atau organ tunggal,ternyata sepasang kakek nenek membawa ketipung/babun (alat musik tabuh seperti rebana) naik keatas panggung sambil mengucap salam sambil berpantun.Spontan saja para penonton pun langsung riuh seperti kedatangan artis ibukota saja,maklum didaerah terpencil seperti Ambahai hiburan seperti ini sangat jarang sekali didapati.
Nah,,,ternyata pertunjukan itulah yang disebut “Balamut”.Kesenian bertutur Khas Kalimantan Selatan,yang hampir mirip dengan MADIHIN (kalo yang ini udah lumayan terkenal,berkat  om Jhon tralala yang mempopulerkannya).Sang artis adalah sepasang Suami Istri bernama Antarmas yang khusus didatangkan dari danau Panggang untuk memeriah kan pesta perkawinan kawan saya ini.
Pertunjukan pun dimulai,ketipung ditabuh dan mereka menyapa para penonton dengan pantun2 berirama khas banjar.Mulai dari ucapan salam,petuah-petuah,sampai lelucon-lelucon yang agak becarubu ( berbau sex…he).Anda bisa bayangkan sendiri bagaimana lucu dan menghiburnya dua orang kakek nenek berpantun jenaka didepan anda apalagi ditambahi sedikit humor2 xxx nya.Itu belum seberapa,,,,setelah puas berpantun ria,hits2 dangdut seperti Jablay sampai kuch-kuch ho tahai pun didendangkan oleh sang kakek,sementara sang nenek berjoged ngebor khas Inul Darastista. Spontan saja para penonton langsung saja heboh,bahkan ada yang naik kepanggung untuk menyawer macam pertunjukan dangdut di Karawang saja.

Seiring dentangan ketipung dan riuhnya penonton,saya dan teman-teman saya berbincang dan saling bertanya.Mungkinkah kesenian ini dapat bertahan dua atau lima tahun kedepan.Dapatkah mereka bersaing dengan hits2 duo maya atau mulan jamela..atau dengan goyang gergajinya Dewi Persik??? Jawabanya pasti NDAK MUNGKIN!!!!!.Tapi Paling tidak,ada upaya dari kita untung menyukai dan berusaha untuk melestarikan kesenian daerah kita sendiri..Siapa tahu sepuluh atau dua puluh tahun kedepan trend di dunia berubah drastis,yang mana Budaya Etnic menjadi Gaya hidup masa itu.. 
gugun arrayan     

copy/paste. from :  http://blackrayyana.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar